Kamis, 25 Agustus 2016

Idiologi dibalik Rokokku

*Oleh M. Sobary

Pengantar:
Ini sebenarnya akan dipakai sebagai bagian dari pengantar buku; ‘Merokok Itu Sehat’. Tulisan ini diperuntukkan hanya untuk kaum perokok. Yang bukan perokok mohon tak usah ikut membaca. Nanti dikira ajak-ajak. Biarkan kami kaum perokok meneguhkan keyakinan kami. Toh tulisan ini tidak mengeluarkan asap di fesbuk Anda. Kami sudah ikhlas dilarang merokok di mana-mana. Tapi mosok di fesbuk mau melarang-larang juga? Please deh dong, eh, dong deh!

Seorang yang hingga umur 58 th tak pernah merokok, dan tiba-tiba merokok, jelas bukan karena salah pergaulan. Selama ini tak pernah ada yang salah dalam pergaulan saya. Para perokok berat di antara kenalan, teman dan sahabat, maupun anak buah di kantor, tetap menjadi perokok berat dan saya tak terpengaruh, kecuali merasa sumpek dan panas.

Merokok tidak sehat. Merokok mempengaruhi kesehatan lingkungan. Merokok mencabik-cabik ekonomi perokok dari keluarga miskin. Merokok menyebabkan kanker, impotensi, merusak janin, sudah saya baca dengan sebaik-baiknya dan pesan terselubung agar orang tak merokok, saya taati. Di sana dengan sendirinya mungkin ada kebenaran. Jadi saya tak pernah berusaha untuk merasa tak setuju dengan anggapan-anggapan itu.

Tapi sesudah membaca tulisan Wanda Hamilton bahwa data yang diklaim sebagai kebenaran oleh para pejuang anti rokok dianggap tidak sahih, saya mulai terlibat dalam pemikiran tentang benar-salah di dalamnya. Dan ketika disebutkan bahwa yang terjadi di tengah gerakan anti rokok itu sebenarnya perang bisnis yang tidak adil, saya memperkukuh pemikiran mengenai ketidakadilan ini sebagai bagian dari kekuatan sosial-ekonomi yang patut diperhatikan lebih seksama. Sikap tidak adil tak bisa dibiarkan begitu saja.

Kemudian ketika Bloomberg Inisiative mengumumkan bahwa lembaga itu menyeponsori ilmuwan, kaum profesional, lembaga penelitian, lembaga yang mengamati produk dan kenyamanan hidup masyarakat yang membelinya, juga, termasuk, menyeponsori lembaga keagamaan, agar membuat fatwa haram atas rokok, maka jelas bagi saya, bahwa ada sesuatu tingkah laku yang mencerminkan keserakahan global.

Banyak pihak dipengaruhi dengan duit. Para pejabat di Departemen, tingkat menteri, di bawah menteri, gubernur, bawahannya, bupati atau wali kota dan bawahan mereka, semua menjadi korban yang berbahagia, karena limpahan duit yang tak sedikit jumlahya untuk masing-masing pihak. Mereka menjadi korban kecil, karena harus membuat aturan dan sejumlah larangan merokok, yang mungkin tak sepenuhnya cocok dengan hati nurani.

Tapi apa artinya hati nurani di jaman edan ini dibanding duit melimpah? Para pejabat itu rela membunuh hati nurani mereka sendiri demi duit. Dan sayapun makin marah. Kemarahan itu makin jelas dan makin jelas bentuk ideologinya. Dengan begitu apa yang pribadi, bisa dikesampingkan.

Gerakan itu alur rasionya demi kesehatan lingkungan. Tapi tak tahukah mereka, bahwa di balik logika kesehatan itu ada keserakahan kaum kapitalis asing yang hendak menguasai bisnis global di bidang kretek? Kretek kita sangat khas. Dan di negeri orang bule, kretek kita menghantam telak perdagangan rokok putih mereka. Kretek unggul. Dan karena itu mereka berhitung bagaimana kretek bisa mereka caplok.

Djie Sam Soe Sampoerna sudah dikuasai Phlilip Morris. Bentuk sudah dikuasai BAT, yang sejak puluhan tahun lalu hendak mencaplok kretek kita. Pada mulanya saya bergabung dengan asosiasi Petani Tembakau (APTI) Jawa Tengah, sebagai penasihat para pengurusnya. Saya wira-wiri ke daerah tiga gunung: Sumbing, Sindoro, Perahu. Sambil melakukan penelitian, saya juga melakukan advokasi, membela para petani tadi (red: industri kretek yang masih berada di tangan Indonesia adalah Djarum, Gudang Garam, Djeruk dari daerah Kudus, Wismilak).

Tapi persoalan berkembang sangat cepat. DPR menyusun RUU. Pemerintah menyusun RPP. Intinya hendak membunuh kretek. Dan petani dipaksa melakukan alih fungsi lahan, untuk bercocok tanam lain selain tembakau. Ini sudah merupakan kekerasan dan pelanggaran hak hidup yang luar biasa, karena pengaruh para kapitalis asing makin besar.

Bagi saya, mereka bukan lagi kapitalis, melainkan kapitalis yang serakah sekaligus kolonialis dan imperialis. Kapitalis silakan saja berebut lahan bisnis dan melakukan perang bisnis secara fair, terbuka, dengan semangat kompetisi bebas yang dibangggakan Amerika Serikat. Tapi bukan kompetisi bukan perang dagang yang terjadi. Semangat kaum penjajah seperti di zaman VOC dulu, lahir kembali dalam bentuk baru.

Dengan memperalat —atau mungkin kerjasama— dengan pejabat, aktivis, kaum profesional, ilmuwan dan kaum rohaniwan yang bekerja di lembaga keagamaan —langkah mereka menjadi makin kukuh. Dan saya pun makin gigi melakukan perlawanan dengan tulisan

Sebagai warga negara Indonesia, yang hidup di sini, makin dan tenteram di sini, relakah saya membiarkan orang asing berjumpalitan membunuh bisnis bangsa kita sendiri? Saya tidak rela. Melihat kaum profesional, aktivis, ilmuwan, rohaniwan, teman-teman saya dijerumuskan ke jurang kehinaan macam itu, haruskah saya diam? Saya tidak rela.

Tapi apakah dengan begitu saya tak sadar telah membela kapitalis? Saya membela kapitalis Indonesia yang membayar pajak untuk negeri kita, yang memberi lapangan kerja bagi bangsa kita, yang membayar banyak pungutan, dan hitunglah cukai yang enam puluh lima trilliun itu, semua untuk Indonesia. Kalau saya membela mereka, dan melawan kapitalis yang sekaligus kolonialis dan imperialis, apa yang salah?

Saya membela petani. Saya membela pabrik, dan semuanya demi melawan kolonialis dan imperialias yang kejam, dan menghancurkan kehidupan bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika Latin. Efek kolonialisasi dalam jiwa bangsa kita belum sembuh. Kita masih merasa minder pada bangsa Barat. Kita masih menganggap mereka suri teladan mulia.

Tak ada kemuliaan bagi penjajah. Negeri kita hancur karena mereka. Kita diadu domba karena duit. Kita bertengkar karena alasan palsu. Keuntungan ada di kaum kolonialis. Dan saya waspada. Ideologi melawan kaum kolonialis dan imperialis menggumpal dalam diri saya.

Lalu muncullah sebuah penelitian ilmiah Prof. Sutiman, ahli biologi, dari Universitas Brawijaya, Malang, yang mengembangkan penelitian bertahun-tahun sebelumnya, yang dilakukan Dr. Gretha Zahar. Ibu Gretha, ahli fisika yang gigih menolong para penderita kanker yang tak sembuh di rumah sakit. Di tangan beliau mereka sembuh. Juga isteri Prof. Sutiman yang menderita kanker payudara.

Maka, sejak itu Prof. Sutiman, ahli biologi itu lalu melakukan penelitian laboratorium dengan temuan mengejutkan: bahwa kretek itu sehat. Ibu Gretha memproduksi kretek sehat itu buat penyembuhan para pasien. Kretek itu disebut Divine Kretek. Isinya protein, asam amino dan banyak zat bagus lainnya. Asam amino mengganti sel-sel tubuh yang mati. Membuat kita, yang sudah degeneratif, menjadi regeneratif lagi.

Dan saya pun merokok pada usia 58 tahun lebih beberapa bulan. Saya merokok karena ideologi yang saya sebutkan di atas.

****

Kamis, 18 Agustus 2016

Kabar Baik dari Purworejo

Pascabencana tanah longsor Purworejo pertengahan Juni 2016
ternyata ada hikmah positif yang luar biasa
yaitu, terkelupas dan terkuaknya lapisan tanah
penimbun sebuah candi yg diprediksi lebih besar
dan lebih tua dari candi borobudur

Susunan batu candi yang unik
ditemukan di Bukit Pajangan Dusun Makemdowo
Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo

Batu tersebut dinilai unik
karena berbentuk potongan balok
berukurang 1,5 meter - 3 meter.
Batu andesit itu tersusun berundak
dengan posisi horisontal dan miring.
tersusun dengan sangat rapi
terhampar sepanjang 200 meter
dengan ketinggian sekitar 150 meter.

ada pernyataan dari 9 peneliti UII
yang menjadi perhatian,
yakni seandainya susunan batu itu betul-betul candi,
maka ukurannya lebih besar dibandingkan Borobudur.
Selain itu, usia batuan diduga lebih tua.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta,
Dr Ir Harsoyo, M.Sc berani memastikan
bahwa tumpukan bebatuan di Bukit Pajangan,
Dusun Makem Dowo RT 02 RW 06,
Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo,
adalah benar-benar candi.
Bahkan menurutnya, usia candi itu lebih tua
dibanding Candi Botobudur.




Minggu, 31 Juli 2016

Wah, Rajin Menatap Payudara Wanita Bisa Perpanjang Umur Anda! Kok Bisa?

Jangan geleng-geleng kepala dulu sewaktu membaca judul di atas! Kenapa? Karena pernyataan tersebut memang benar adanya. Untuk tahu lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini!

Menurut penelitian yang dilakukan di Jerman sana, menatap payudara wanita memang bisa memperpanjang umur seseorang. Kata ilmuwan, melihat payudara wanita selama 10 menit sehari mampu meningkatkan rentang hidup Anda selama 5 tahun.

Hasil studi menunjukkan, melirik payudara wanita selama 10 menit sama halnya dengan melakukan latihan gym selama 30 menit. Kesimpulan tersebut diperoleh setelah periset meneliti 200 pria dalam waktu 5 tahun.

Dalam studinya, para ilmuwan mencatat, pria yang rutin menatap payudara wanita cenderung memiliki tekanan darah lebih rendah, berisiko lebih kecil terserang penyakit kardiovaskular, serta memiliki detak jantung yang lebih stabil.

“Pada dasarnya, keinginan seksual seperti menatap payudara akan membuat sirkulasi darah menjadi lebih baik. Itu artinya, kesehatan akan tetap terjaga dan bukan tak mungkin usia pun jadi lebih panjang” ujar Gerontologist Dr. Karen Weatherby seperti dilansir Times of India.

Sabtu, 30 Juli 2016

Anda baru saja bermimpi Ikan? lihat yok,. apa saja maknanya

Kumpulan mimpi seputar Ikan yang dilengkapi juga dengan arti mimpi tersebut.

1. Anda bermimpi menangkap ikan.
Artinya: Anda akan memperoleh penghasilan lebih, akan tetapi akan cepat habis.

2. Anda bermimpi memakan ikan.
Artinya: Anda akan memperoleh uang halal didapat di luar pekerjaan.

3. Anda bermimpi melihat ikan paus.
Artinya: ada salah satu sahabat Anda yang akan pergi jauh. Mimpi ini juga mengisyaratkan akan terjadinya sesuatu yang mengkhawatirkan saat Anda menghadapi suatu masalah.

4. Anda bermimpi menangkap ikan dari air jernih.
Artinya: Anda akan berhasil dalam usaha Anda.

5. Anda bermimpi melihat orang yang menangkap ikan.
Artinya: Anda akan memperoleh kembali keseimbangan batin, sehingga membuat hidup Anda damai dan tenteram.
Mimpi ini juga mengisyaratkan terjadinya sesuatu yang mengkhawatirkan saat Anda menghadapi suatu masalah.

6. Anda bermimpi melihat ikan-ikan besar.
Artinya: akan ada peningkatan keuangan dalam pekerjaan Anda.

7. Anda bermimpi melihat ikan-ikan kecil.
Artinya: Anda akan kecewa pada seseorang karena pekerjaan teman Anda.

8. Anda bermimpi melihat ikan emas.
Artinya: bagi Anda yang masih lajang, akan menjadi seorang pengantin yang kaya. Sedangkan bagi Anda yang sedang berbisnis, maka mimpi ini sebagai isyarat baik bagi Anda.

9. Anda bermimpi menangkap ikan emas.
Artinya: Anda akan selalu mendapatkan kemujuran.

10. Anda bermimpi makan pepes ikan emas.
Artinya: Anda akan memperoleh uang yang banyak, baik dan pekerjaan maupun dan lainnya.

Warga Jagakarsa Tolak Pembangunan Rumah Pastoran

Kamis, 28 Jul 2016 - 14:44 WIB
JAKARTA (Jurnalislam dot com) – Ulama dan tokoh masyarakat Jagakarsa mendatangi kantor Kecamatan Jagakarsa, Kamis (28/07/2015). Mereka memprotes pembangunan Rumah Pasturan di Jalan Sirsak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mereka juga mempertanyakan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Kepada Camat Jagakarta, Ketua MUI Jagakarsa, KH Drs Sulaiman Rohimin menyampaikan keresahan warga atas peletakan batu pertama yang melibatkan aparatur negara.

“Apa-apan aparat ada di sini, di mana-mana kalo ada pembangunan panggil kuli bangunan, kok ada Kapolsek, Danramil. Kalo ini ada penipuan saya akan bela ummat,” tegasnya.

Kyai Sulaiman menegaskan, larangan pembangunan di arela tanah tersebut telah ada sejak Jokowi menjadi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

“Kalo ada orang dateng minta izin yang sama pada tanah yang masih status qou tanya dulu dong, kita masih pada hidup,” cetusnya.

Kyai Sulaiman meminta IMB dicabut. Ia khawatir kristinesasi melanda daerahnya. “Kalau ada rumah Kiai dibangun pasti disana ada pengajian dan sekian lama akan dibangun masjid. Begitu juga rumah Pastur. Bohong kalau gak ada kegiatan keagamaan dan gak menutup kemungkinan dibangun Gereja,” ujarnya.

Menanggapi desakan masyarakat Jagakarsa, Camat Jagakarsa Abdul Khalik berjanji akan menghentikan pembangunan rumah Pasturan tersebut.

“Kalau izin yang menandatangani saya maka pada saat ini pula saya akan cabut, karena yang menandatangani PTSP saya minta waktu paling lambat hari Senin kita akan kasih kabar,” kata Abdul Khalik.

Menurut Abdul Halik, kerukunan umat lebih penting. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya untuk menghentikan pembangunan tersebut.

“Kalau IMB tidak bisa dicabut, minimal pembangunan kita hentikan. Saya berjanji akan tutup tuh jalan akses ke lokasi agar mobil yang membawa bahan bangunan tidak bisa masuk,” tukasnya.

Dalam kesempatan itu, masyarakat Jagakarsa juga menyampaikan pernyataan sikap. Berikut selengkapnya:

Kami Dewan Masjid Indonesia (DMI), FPI, MKDN, Kuliah Subuh Minggu, Kuliah Subu Rabu, MUI Jagakarsa, RW Se-Jagakarsa, RT-Sejagakarsa, LMK Jagakarsa, NU, KUHAB

1. Menolak Gereja, Rumah Pastur, apapun bentuk bangunan untuk tidak dibangun di Jalan Sirsak Harga Mati

2. Menyatakan dari pihak FKUB (Forum Kerukunan Ummat Beragam) tidak ada lagi pembangunan apapun diwilayah tersebut selamanya yang sudah ber status qou menurut UU dan permohonan 500 warga Jagakarsa.

3. Meminta izin tersebut dicabut segera dan kami siap memantau 24 jam aktivitas apapun di Paroki kalau tidak dihentikan.

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. -Thomas A Kempis. 'De Imitatione Christi', II, 2, 2]

Sumber: http://jurnalislam.com/2016/07/28/warga-jagakarsa-tolak-pembangunan-rumah-pasturan/

Kapolri Bilang Kerusuhan di Karo dan Tanjung Balai Karena

Kapolri Jenderal M Tito Karnavian langsung terbang ke Sumatera Utara (Sumut) untuk meninjau kerusuhan yang terjadi di Karo dan Tanjung Balai, Sabtu (30/7/2016).

Dia mengatakan, kerusuhan di dua kabupaten berbeda di saat yang bersamaan itu terjadi secara spontanitas. Saat ditanya wartawan dua peristiwa itu adalah ‘mainan’ pihak tertentu, dan sengaja ‘diledakkan’, Tito langsung membantahnya.

Tito juga membantah bila peristiwa kerusuhan itu adalah operasi intelijen. Dia meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi.

“Jangan berspekulasi dengan itu, tidak ada operasi intelijen di Sumut. Kejadian itu murni karena ada salah paham antara satu dengan yang lainnya,” katanya kepada wartawan di Mapolda Sumut usai melakukan pertemuan dengan pihak Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).

Untuk kasus di Tanjung Balai, menurutnya, Meliana (41), warga yang memicu terjadinya kerusuhan tidak bermaksud melecehkan ummat Islam. Ia hanya ingin agar suara mikropon dikecilkan.

“Kedua orang ini (Meliana dan Nazir Masjid) bertetangga, tidak ada maksud apa pun di balik itu. Namun terjadi kesalahpahaman di antara keduanya,” sebutnya.

Meski begitu, Tito menambahkan, saat ini pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi yang diduga mengetahui terjadinya kerusuhan tersebut.



Sumber ;(medansatu.com/mira)

Beragamnya suku, ras dan agama di Indonesia di masing2 wilayah memungkinkan untuk selalu digesek. Kebanggaan2 simbol dicuatkan dan dipoles terus dengan aura kebencian, sehingga setahap demi setahap bibit dendam di munculkan.

            MEREKA INGIN KITA PECAH

Menurut camat Tanjung Balai, kejadian bermula dari seorang wanita tionghoa yang memprotes toa masjid yang terlalu keras.

Wanita dan warga yang hendak shalat bersitegang, tapi sudah diamankan dan kembali pulang.

Permasalahan muncul ketika di medsos terjadi provokasi. Ada yang bilang masjid dilempari, imam diusir, ada juga yang bilang shalat magrib dihentikan. Postingan2 provokasi itu menyebar luas disertai seruan pembakaran vihara.

Dan entah darimana datangnya massa kemudian membakar vihara. Tidak jelas juga kenapa vihara, karena si wanita belum diketahui agamanya.

Daripada mengutuk situasi, menyalahkan pihak tertentu dengan berbagai sindiran, lebih baik melihat lebih dalam bahwa konflikdi negara kita sebenarnya sedang di petakan.

Di Deli Serdang misalnya permasalahan babi panggang sebenarnya hanya masalah picu yang sedang ditekan saja. Prosentase jumlah penduduk antara suku Melayu dan suku Karo yang tidak begitu jauh, berpotensi di benturkan. Sedangkan Tanjung balai dikenal sebagai wilayah multi-etnis.

Beragamnya suku, ras dan agama di Indonesia di masing2 wilayah memungkinkan untuk selalu digesek. Kebanggaan2 simbol dicuatkan dan dipoles terus dengan aura kebencian, sehingga setahap demi setahap bibit dendam di munculkan.

Karena itu, diharapkan kita yang ber-medsos ini cerdas dalam menyikapi berita dan provokasi sehingga tidak selalu meng-generalisasi bahwa itu suku tertentu, agama tertentu atau ras tertentu. Tetapi itu sebuah trik untuk memecah belah kita yang berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Mereka menyiramkan api di medsos, kita siramkan air sebagai tandingannya. Propaganda lawan dengan propaganda. Provokasi lawan dengan edukasi.

Goncangan ke depan akan semakin nyata. Banyaknya kepentingan supaya Indonesia ini pecah, baik dari sisi pengambil-alihan pemerintahan dalam konsep khilafah sampai negara luar yang terancam ekonomi dengan bangkitnya Indonesia, menjadikan negara kita seperti gunung berapi yang terus menerus mengeluarkan asap dan siap untuk diledakkan secara nasional.

Semoga NU dan Muhammadiyah segera menyebarkan santri2nya untuk meng-edukasi Islam yang ramah bukan yang penuh amarah. Juga para petinggi2 agama di daerah rawan konflik segera membuat MOU persatuan menghindarkan konflik SARA.

Konflik tanjung balai juga sebagai ucapan selamat datang kepada Menkopolhukam baru. Semoga pemerintah bergerak untuk membangun kembali vihara yang dibakar supaya tidak ada dendam yang tersisa.


                


                              Sumber ; dennysiregar.com